Mengenal Budaya Warisan Madura yang Unik

Mengenal Budaya Warisan Madura yang Unik

Mengenal Budaya Warisan Madura yang Unik

MayuhMacah.com - Sebagai negara yang terdiri dari bermacam-macam pulau Indonesia mempunyai beranekaragam kebudayaan yang unik dan menarik.

Salah satunya adalah budaya warisan Madura yang terkenal dengan tradisi kental wilayah. Namun dibalik itu semua tradisi ini sangatlah khas dan membuatnya berbeda dari yang lain. Madura sendiri merupakan wilayah yang berada di Jawa Timur.

Warisan budaya yang masih tetap dilestarikan hingga saat ini terkadang menjadi alasan bagi para wisatawan untuk mengunjungi daerah ini. Memperjelas apa saja budaya tersebut, berikut ini ada penjelasan yang akan membantu.

Mengenal 5 Jenis Budaya Warisan Madura

1. Toktok

Budaya warisan Madura yang pertama sering disebut sebagai Toktok. Toktok sendiri merupakan suatu kompetisi aduan sapi yang nantinya keduanya saling seruduk dan berhadapan. Biasanya sapi yang digunakan untuk kegiatan ini berjenis kelamin jantan.

Hal tersebut dikarenakan sapi jantan mempunyai kekuatan yang lebih daripada betina. Untuk menentukan pemenangnya akan dilihat dari sapi yang menyerah duluan dan bahkan berlari dari hadapan lawannya.

Aduan Toktok yang sering dilakukan oleh masyarakat Madura ini haruslah didamping oleh para ahli. Tidak sembarang orang dapat menjadi wasitnya, karena resiko juga sangat besar. Bahkan akibat yang ditanggung sangatlah fatal.

2. Upacara Nadar

Upacara Nadar atau dikenal sebagai Nyadar menjadi budaya warisan Madura yang akan dilaksanakan selama 3 kali dalam setahun. Tradisi ini sangatlah dinanti-nantikan oleh masyarakatnya, terbukti setiap kali perayaan pasti acaranya berlangsung sangat meriah.

Upacara Nadar juga menyimpan banyak cerita dari para leluhur warga setempat. Biasanya pelaksanaan akan dimulai pukul 4 sore. Masyarakat setempat akan berbondong-bondong menuju makam nenek moyang dan membawa perlengkapan upacara.

Adapun serangkaian acara dimulai dari tabur bunga, hingga membaca doa bersama yang dipimpin oleh ketua adat. Setelah malam mulai larut mereka harus menginap di sekitar makam atau di rumah warga.

3. Karapan Sapi

Karapan Sapi merupakan tradisi khas Madura yang akan digelar di setiap tahun pada bulan Agustus maupun September. Dengan final yang diadakan pada akhir bulan September maupun Oktober. Pada tradisi ini akan ada 2 joki serta 2 ekor sapi yang akan diadu kecepatan berlarinya.

Nantinya sang joki akan berdiri di atas kereta kayu yang diseret oleh sapi dan mengendalikan laju hewan tersebut. Panjang lintasannya kurang lebih 100 meter dengan waktu 10 hingga 1 menit.

4. Rokat atau Upacara Petik Laut

Rokat Tase' atau Upacara Petik Laut adalah budaya warisan Madura yang menjadi bukti akan rasa syukur atas nikmat serta karunia dari Tuhan. Selain itu, adat ini juga dipercaya sebagai pembawa rezeki dan keselamatan dari masyarakat sekitar.

Biasanya Upacara Rokat akan dimulai dengan pembacaan tahlil dan istigosah yang dipimpin oleh pemuka agama sekitar. Setelahnya masyarakat akan menghanyutkan sesaji di laut sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan.

Adapun isian dari sesaji tersebut antara lain ikan-ikanan, tumpeng, ketan warna-warni dan lain sebagainya. Biasanya masyarakat yang mengikuti upacara ini sangatlah banyak, bahkan ada warga non pribumi yang datang hanya untuk sekedar menyaksikan upacara berlangsung.

5. Sapi Sonok

Kamu tahu catwalk yang diperankan oleh model cantik? Ya, Sapi Sonok mirip seperti itu tapi ini sepasang sapi betina dari Madura, sapi betina yang dirawat khsusus untuk mengikuti kontes kecantikan.

Yang mana sapi dirangkai atau diapit memakai pangonong serta piawai meniru perintah pawang. Lalu pasangan sapi berjalan bak model, dikenal dengan istilah neter kolenang (mengikuti irama musik) untuk memasuki sebuah gapura.

Dalam bahasa Madura, sonok merupakan kepanjangan dari sokonah nungkok yang berarti "kakinya naik" dan muncul istilah lain yakni sonó. Singkatan dari so yakni soro = disuruh; dan nó yakni nyono’ = masuk.

Demikianlah penjelasan mengenai 5 budaya warisan Madura yang sangat gencar dilakukan oleh masyarakat sekitar demi menjaga kelestariannya.

Indonesia yang kaya akan adat dan budaya memang sudah sepatutnya dilestarikan supaya tidak punah dimakan jaman sehingga anak cucu bisa tetap menyaksikannya.